Kamis, 07 April 2011

KEMISKINAN

KEMISKINAN
Setiap mendengar kata kemiskinan itu merupakan salah satu momok bagi perekonomian dunia , begitu juga di Indonesia . Dahulu hamper semua penduduk Indonesia hidup dalam kemiskinan sedangkan sekarang kemiskinan terjadi di tengah masyarakat modern dan berkelimpahan. Terdapat beberapa indicator kemiskinan yang biasa digunakan, yaitu indicator :
• Kemiskinan relative
Yaitu jika pendapatan berada di bawah pendapatan di sekitarnya, atau dalam kelompok masyarakat tersebut. Atau bisa saja meskipun pendaptannya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok, namun karena dibanding dengan masyarakat sekitarnya, pendapatannya dinilai rendah, maka ia termasuk miskin. Negara yang menggunakan ini sebagai indicator kemiskinan adalah Amerika Serikat.
• Kemiskinan absolute
Yaitu dilihat dari kemampuan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pokok, jika pendapatannya di bawah pendapatan minimal untuk memenuhi kebutuhan pokok, maka ia disebut miskin. Negara yang menggunakan ini sebagai indicator kemiskinan adalah Indonesia.
• Kemiskinan cultural
Yaitu yang dikaitkan dengan budaya masyarakat yang menerima kemiskinan yang terjadi pada dirinya, bahkan tidak merespon usaha-usaha pihak lain yang membantunya keluar dari kemiskinan tersebut.
• Kemiskinan structural
Yaitu yang disebabkan struktur dan system ekonomi yang timpang dan tidak berpihak pada si miskin, sehingga memunculkan masalah-masalah structural ekonomi yang main meminggirkan peranan orang miskin.
Garis kemiskinan diukur dengan pendekatan konsumsi sejalan dengan pendekatan Bank Dunia dilakukan oleh Badan Pusat Statistik. Dan diukur dari kemampuan membeli makanan ekuivalen dengan 2100 kalori per kapita / hari dan biaya untuk memperoleh kebutuhan minimal akan barang/jasa , pakaian.
Adapun cara mengartikan kemiskinan dengan melihat berbagai dimensi diantaranya ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar, tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan, transportasi), tidaka adanya jaminan masa depan (karena tidak adanya investasi untuk masa depan), dan kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun masal, redahnya kualitas sumber daya manusia dan keterbatasansumber daya alam, tidak dilibatkan dalam kegiatan social masyarakat, tidak adanya akses terhadap lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan, ketidakmampuan berusaha karena cacat fisik maupun mental, ketidakmampuan dan ketidakberuntungan social (anak-anak terlantar)
Yang menyebabkan structural kemiskinan di Indonesia diantaranya adalah ketidakmampuan mengelola sumber daya alam secara maksimal, kebijakan ekonomi yang tidak berkomitmen terhadap penanggulangan kemiskinan dan semata-mata mengejar pertumbuhan ekonomi.
Kelemahan dalam program penanggulangan kemiskinan adalah masih berorientasi pada pertumbuhan ekonomi makro daripada pemerataan, sentralisasi kebijakan daripada disentralisasi, lebih bersifat kariatif daripada transformative, memposisikan masyarakat sebagai objek dan bukan subjek, cara pandang tentang penanggulangan kemiskinan masih berorientasi pada ‘charity’ daripada ‘productivity’, asumsi permasalahan dan solusi kemiskinan sering dipandang sama daripada pluralistis.

Tidak ada komentar: