Minggu, 10 April 2011

INFLASI


INFLASI
Inflasi adalah indicator untuk melihat tingkat perubahan dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara teru-menerus dan saling mempengaruhi. Istilah ini juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebabnya mengingkatnya harga. Di dalam perekonomian pengeluaran agregat yang wujud adalah melebihi produksi bara dan jasa yang mungkin diciptakan oleh factor-faktor produksi yang tersedia. Inflasi yang ditimbulkan oleh kelebihan dalam permintaan dinamakan inflasi tarikan permintaan. Kenaikan barang dan jasa dapat juga ditimbulkan oleh kenaikan dalam biaya produksi, dan kenaikan harga-harga yang berlaku dinamakan inflasi desakan ongkos.
Berdasarkan kepada lajunya, inflasi dapat pula dibedakan menjadi inflasi merangkak dan inflasi liar atau hyperinflasi. Inflasi merangkak adalah prose kenaikan harga-harga yang relative lambat jalannya. Tingkat kelajuannya setiap tahun hanya mencapai 5% per tahun atau bahkan kurang. Inflasi liar adalah proses kenaikan harga-harga yang sangat cepat sehingga harga-harga akan menjadi dua kali lipat atau lebih dalam beberapa tahun saja.
Beberapa ahli ekonomi yang terkemuka berpendapat bahwa inflasi merangkak adalah diperlukan dalam perekonomian karena itu dapat menggalakan perkembangan ekonomi. Dalam masa inflasi merangkak keuntungan para pengusaha menjadi tambah besar karena penghasilannya bertambah lebih cepat dari kenaikan ongkos produksi.
Inflasi liar biasanya berlaku dalam perekonomian yang sedang menghadapi perang atau kekacauan politik di dalam negeri. Peristiwa seperti itu menyebabkan pemerintah harus melakukan pertambahan yang besar sekali dalam anngaran belanjanya, dan kenaikan perbelanjaan ini menyebabkan pertambahan yang sangat besar ke atas permintaan agregat. Biasanya tambahan pengeluaran pemerintah yang terlalu besar akan menimbulkan kenaikan harga-harga yang sangat cepat. Oleh karena itu, mengurangi pengeluaran tidak dapat dilakukan untuk mengatasi maslah inflasi yang terlalu cepat, pemerintah mengatasi masalah itu dengan mengendalikan harga dan membatasi jumlah barang yang dapat dibeli seorang atau suatu perusahaan. Dengan seperti ini dapat mengurangi kecepatan kenaikan harga dan ini dinamakan inflasi ditekan.
Inflasi yang buruk tidak akan mendorong para pengusaha untuk melakukan kegiatan yang bersifat produktif. Perubahan corak kegiatan ekonomi seperti ini akan mengurangi tingkat kegiatan ekonomi, menambah pengangguran dan memperlambat lajunya pembangunan ekonomi. Inflasi akan menurunkan pendapatan riel dari orang-orang yang berpendapatan tetap karena daya beli berpendapatan mereka makin lama makin rendah. Distribusi pendapatan/kekayaan yang wujud akan bertambah buruk keadaannya karena kenaikan nilai harta dari golongan masyarakat yang berpendapatan tinggi. Golongan masyarakat ini memiliki sebagian besar daripada benda tetap dalam perekonomianseperti tanah, rumah, bangunan kantor pertokoan dan lainnya. Inflasi ini akan menaikan nilai berbagai jenis harta tetap tersebut. Maka nilai uang kekayaan mereka makin bertambah tinggi. Sedangkan golongan masyarakat yang berpendapatan rendah tidak mempunyai kekayaan seperti di atas. Maka nilai kekayaan mereka tidak mengalami perubahan yang berarti. Nilai riel kekayaan yang berupa uang akan turun di masa inflasi. Oleh karenanya masyarakat yang menabung uang mereka di bank atau meminjamkan kepada orang lain akan mengalami kerugian. Kenaikan harga juga dapat menimbulkan akibat buruk ke atas perdagangan luar negeri dari Negara yang mengalami inflasi. Maka inflasi akan menyebabkan impor menjadi lebih besar dari ekspor.
Referensi :
Sukirno, Sadono. 1985. Pengantar Teori MakroEkonomi Edisi Pertama. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Tidak ada komentar: