Selasa, 01 Januari 2013

PEMERINTAH FOKUS KEMBANGKAN KONSEP BLUE ECONOMY


PEMERINTAH FOKUS KEMBANGKAN KONSEP BLUE ECONOMY
                Paradigma “blue economy” merupakansebuah model ekonomi baru, yakni menggunakan logika ekosistem dalam menjalankan pembangunan kelautan dan perikanan. Selain itu, melewati paradigma blue economy, KKP (Kementrian Kelautan dan Perikanan) berkeinginan untuk mengembangkan teknologi ramah lingkungan bagi kapal nelayan yang meminimalisir penggunaan bahan bakar fosil.
                Menurut Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif Cicip Sutardjo, konsep “blue economy” tidaklah hanya berdasarkan kepada sector kelautan dan perikanan semata-mata, tetapi juga terintegrasi utuh dengan sector lainnya.
Blue economy telah diusulkan sebagai Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) sektor kelautan dan perikanan 2013-2025. 
                “Blue economy dapat memberikan jaminan, bahwa suatu pembangunan yang dijalankan tidak hanya akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi, namun juga menciptakan lebih banyak lapangan kerja sekaligus menjamin terjadinya keberlanjutan,” kata Sharif di Jimbaran, Bali, Jumat (28/12)
                "Indonesia merupakan negara kepulauan dengan panjang pantai lebih dari 81.000 km, dimana 2/3 wilayah kedaulatannya berupa perairan laut. Laut merupakan sumber kehidupan karena memiliki potensi kekayaan alam hayati dan nir-hayati berlimpah. Sumber kekayaan alam tersebut, menurut amanat Pasal 33 UUD-1945 harus dikelola secara berkelanjutan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat."
                Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil dalam menyusun program dan kegiatannya mengacu pada 5 (lima) Pilar KP3K, antara lain:
  • Konservasi yang efektif dan mendorong pemanfaatan sumberdaya peisisr dan kelautan secara berkelanjutan dan optimal
  • Pulau-pulau kecil yang produktif dan menjadi perisai ketahanan Negara
  • Pemberdayaan Masyarakat yang mendorong kemandirian dan peningkatan produktifitas
  • Penataan Ruang yang mengharmoniskan kebutuhan pemanfaatan wilayah secara efektif, adil dan transparan
  • Pengelolaan pesisir yang mampu mengantisipasi tekanan alam maupun manusia secara efektif.
"Sumber Daya Perikanan sebagai Tulang Punggung Perekonomian Indonesia" (16 June 2012)"Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alam yang luar biasa banyaknya. Luas laut Indonesia dua pertiga dari daratannya. Total luas laut Indonesia adalah 3,544juta km2 (Perikanan dan kelautan dalam angka,2010). Indonesia juga memiliki garis pantai terpanjang kedua didunia setelah Kanada dengan panjang 104 ribu km (Bakokorsunal, 2006). Selain garis pantai yang panjang, Indonesia memiliki jumlah pulau terbanyak yaitu 17.504 pulau yang tersebar dari sabang sampai merauke (kemendagri, 2008). Maka, dengan gambaran sumberdaya alam yang melimpah di laut dan pesisir sudah selayaknya pembangunan Indonesia berorientasi pada maritim." 

                 "Potensi perikanan yang mencapai 82 millar U$D yang dimiliki negara ini, jika dikelola dengan baik, bertanggung jawab dan berkelanjutan akan mampu menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Dengan membuat regulasi yang tepat dan berpihak kepada para pelaku usaha kecil (nelayan dan pembudidaya) akan mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat. Selain adanya peluang usaha maka, perikanan akan mampu memberikan lapangan kerja yang besar sehingga dapat mengentaskan pengangguran dan kemiskinan." 

Blue economy sebagai mainstream pembangunan nasional dapat mengintegrasikan antara pembangunan ekonomi berbasis darat dan laut secara berkelanjutan. Sehingga diperlukannya  perencanaan tata ruang (zonasi) untuk menarik  para investor.

CATATAN KAKI :

Aan.”Genjot Ekspor, KKP Bidik Timteng”. Koran Jakarta, 29 Desember 2012, hal. 15.

Kalituri, Robin.”Sumber Daya Perikanan Sebagai Tulang Punggung Perekonomian Indonesia”.Kompasiana, 16 Juni 2012. http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2012/06/16/sumber-daya-perikanan-sebagai-tulang-punggung-perekonomian-indonesia/

Tidak ada komentar: