PEMERINTAH FOKUS KEMBANGKAN KONSEP
BLUE ECONOMY
Paradigma
“blue economy” merupakansebuah model ekonomi baru, yakni menggunakan logika
ekosistem dalam menjalankan pembangunan kelautan dan perikanan. Selain itu, melewati paradigma blue economy, KKP (Kementrian Kelautan dan Perikanan) berkeinginan untuk mengembangkan teknologi ramah lingkungan bagi kapal nelayan yang meminimalisir penggunaan bahan bakar fosil.
Menurut
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif Cicip Sutardjo, konsep “blue economy”
tidaklah hanya berdasarkan kepada sector kelautan dan perikanan semata-mata,
tetapi juga terintegrasi utuh dengan sector lainnya.
Blue economy telah diusulkan sebagai Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) sektor kelautan dan perikanan 2013-2025.
“Blue
economy dapat memberikan jaminan, bahwa suatu pembangunan yang dijalankan tidak
hanya akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi, namun juga menciptakan lebih
banyak lapangan kerja sekaligus menjamin terjadinya keberlanjutan,” kata Sharif
di Jimbaran, Bali, Jumat (28/12)
"Indonesia merupakan
negara kepulauan dengan panjang pantai lebih dari 81.000 km, dimana 2/3 wilayah
kedaulatannya berupa perairan laut. Laut merupakan sumber
kehidupan karena memiliki potensi kekayaan alam hayati dan nir-hayati berlimpah. Sumber kekayaan alam tersebut, menurut amanat Pasal 33
UUD-1945 harus dikelola secara berkelanjutan untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan rakyat."
Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil dalam
menyusun program dan kegiatannya mengacu pada 5 (lima) Pilar KP3K, antara lain:
- Konservasi yang efektif dan mendorong pemanfaatan sumberdaya
peisisr dan kelautan secara berkelanjutan dan optimal
- Pulau-pulau kecil yang produktif dan menjadi perisai ketahanan
Negara
- Pemberdayaan Masyarakat yang mendorong kemandirian dan peningkatan
produktifitas
- Penataan Ruang yang mengharmoniskan kebutuhan pemanfaatan wilayah
secara efektif, adil dan transparan
- Pengelolaan pesisir yang mampu mengantisipasi tekanan alam maupun
manusia secara efektif.
"Sumber Daya Perikanan sebagai Tulang Punggung
Perekonomian Indonesia" (16 June 2012)"Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alam
yang luar biasa banyaknya. Luas laut Indonesia dua pertiga dari daratannya.
Total luas laut Indonesia adalah 3,544juta km2 (Perikanan dan kelautan dalam
angka,2010). Indonesia juga memiliki garis pantai terpanjang kedua didunia
setelah Kanada dengan panjang 104 ribu km (Bakokorsunal, 2006). Selain garis
pantai yang panjang, Indonesia memiliki jumlah pulau terbanyak yaitu 17.504
pulau yang tersebar dari sabang sampai merauke (kemendagri, 2008). Maka, dengan
gambaran sumberdaya alam yang melimpah di laut dan pesisir sudah selayaknya
pembangunan Indonesia berorientasi pada maritim."
"Potensi perikanan yang mencapai 82 millar U$D yang dimiliki negara ini, jika dikelola dengan baik, bertanggung jawab dan berkelanjutan akan mampu menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Dengan membuat regulasi yang tepat dan berpihak kepada para pelaku usaha kecil (nelayan dan pembudidaya) akan mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat. Selain adanya peluang usaha maka, perikanan akan mampu memberikan lapangan kerja yang besar sehingga dapat mengentaskan pengangguran dan kemiskinan."
Blue
economy sebagai mainstream pembangunan nasional dapat mengintegrasikan antara
pembangunan ekonomi berbasis darat dan laut secara berkelanjutan. Sehingga
diperlukannya perencanaan tata ruang (zonasi) untuk menarik para
investor.
CATATAN KAKI :
Aan.”Genjot Ekspor, KKP Bidik Timteng”. Koran Jakarta, 29 Desember 2012, hal. 15.
Kalituri, Robin.”Sumber Daya Perikanan Sebagai Tulang Punggung
Perekonomian Indonesia”.Kompasiana,
16 Juni 2012. http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2012/06/16/sumber-daya-perikanan-sebagai-tulang-punggung-perekonomian-indonesia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar